Selasa, 14 Oktober 2008

Pengaruh AIr Wudlu

Dalam kondisi normal, kita berwudlu mengunakan air yang bersih, suci dan bisa mensucikan. Selain itu, diajarkan agar air yang kita gunakan adalah bukan air bekas wudlu dan bukan air yang dipanaskan. Melainkan, air ‘normal’ yang sewajarnya.

Ada beberapa manfaat yang bisa kita petik dari penggunaan air semacam itu. Yang pertama, air tersebut bersih karena bukan bekas berwudlu (terhindar dari penularan penyakit tertentu). Karena itu bisa membersihkan badan kita. Dan yang kedua, air tersebut memiliki suhu ‘kamar’ alias suhu normal. Bukan air yang dipanaskan, baik oleh matahari maupun oleh kompor pemanas. Karena itu, bisa berfungsi untuk menormakan suhu badan kita.

1. Air Suci dan Mensucikan

Air wudlu adalah air yang suci, bersih dan mensucikan. Hal ini penting untuk kebersihan. Islam memang agama yang mengajarkan kebersihan kepada umatnya. Perintah beristinja’, berwudlu, dan mandi bagi umat Islam merupakan bukti betapa Islam sangat mempedulikan kebersihan dan kesehatan.

Bukan hanya sekadar ‘boleh’ atau sekadar ‘anjuran’, melainkan sebuah ‘perintah’ dan ‘kewajiban’ untuk dijalankan. Bahkan dalam sehari bisa berkali-kali sesuai dengan kebutuhan shalat kita.

Orang yang selalu mengikuti perintah itu, sungguh akan menjadi orang yang hidup bersih dan sehat. Dan itulah yang difirmankan Allah dalam QS. Al Maidah (5) : 6, bahwa Dia menghendaki agar kita hidup bersih, dan memperoleh nikmat hidup yang sempurna.

Kalau kita amati cara beristinja’, berwudlu dan mandi janabat, maka kita memahami bahwa yang dibersihkan itu adalah bagian-bagian yang memang potensial penyakit. Dalam beristinja’, kita membersihkan anggota badan yang mengeluarkan kotoran, baik yang kecil maupun yang besar. Sedangkan dalam berwudlu, kita diajari untuk membersihkan bagian-bagian yang terbuka dan sering berinteraksi dengan berbagai macam sumber penyakit di sekitar kita.

Khusus untuk wudlu, anggota badan yang dibersihkan adalah muka, tangan, kaki dan kepala, sebagaimana telah kita bahas di bagian sebelumnya. Muka, misalnya, adalah bagian tubuh yang terbuka untuk terkena debu, paparan cahaya matahari, udara kering, dan keringat terus menerus. Maka, akan sangat baik kalau kita selalu membersihkan bagian ini.

Orang yang sering berwudlu secara baik dan bersih, mukanya akan tampak bercahaya. Bersih dari debu, sehingga pori-pori wajahnya menjadi terbuka secara sehat. Selain itu, kulit yang selalu kena air akan lembab dan lentur, terhindar dari kekeringan yang berlebihan. Kelembaban itu akan menjaganya dari penuaan dini pada kulit wajahnya. Apalagi bagi mereka yang sering bersentuhan dengan udara kering, cahaya matahari dan selalu berkeringat.

Allah mengajarkan kepada kita untuk menjaga penampilan wajah kita. Karena wajah adalah salah satu ‘etalase’ kepribadian kita. Gigi dan mulutnya selalu bersih, tidak menebarkan aroma yang tidak sedap, hidung, mata dan telinganya juga selalu bersih. Maka, wajah yang selalu bersih menunjukkan kepribadian yang peduli terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya.

Apalagi, kalau berwudlunya bukan hanya bersifat fisik, tetapi juga hati. Wajahnya akan lebih bercahaya dengan sempurna. Maka, sungguh menyenangkan bergaul dengan orang yang demikian.

Selain kebersihan wajah, tentu kebersihan tangan dan kaki juga penting. Tangan kita sering bersentuhan dengan berbagai benda, maka Allah mengajarkan untuk membersihkan tangan berkali-kali dalam sehari semalam. Demikian pula kaki, mesti mendapat perhatian yang baik.

Pokoknya, Allah menginginkan agar umat Islam menjadi umat yang peduli pada kebersihan dan hidup secara sehat. Sebab kesehatan adalah karunia Allah yang tiada taranya. Meskipun kaya, jika tidak sehat, maka seluruh kekayaan itu tidak akan memberikan arti yang banyak kepada kita. Orang yang tidak sehat, tidak bisa menikmati kekayaannya. Malahan, hanya habis untuk biaya-biaya pengobatan belaka.

Demikian pula orang yang berkuasa, berilmu, dan berbagai kelebihan yang dia miliki. Jika tidak sehat, maka hidupnya akan menderita. Kualitas ibadahnya pun pasti akan terganggu. Allah mengajarkan hidup bersih dan sehat kepada kita salah satunya, agar ibadah kita juga menjadi lebih berkualitas.

Maka konsekuensi dari ajaran kebersihan dan hidup sehat itu bukan hanya pada diri kita melainkan juga pada lingkungan kita. Kalau kita ingin bersih dalam berwudlu, maka tempat wudlu kita tentu juga harus bersih. Tandon air, saluran pipa dan saluran pematusannya juga harus selalu dijaga kebersihannya.

Demikian pula kalau kita ingin shalat secara baik, tentu masjid dan mushalla kita juga harus dijaga kebersihan dan kelayakannya. Dan akhirnya, kita dituntut untuk bisa merancang fasilitas fasilitas ibadah kita dan tempat tinggal secara baik, bersih dan sehat. Maka, umat Islam memang mesti bisa menerapkan kaidah-kaidah arsitektur dalam membangun lingkungan hidupnya.

2. Air Menurunkan Suhu Badan.

Berwudlu, sebaiknya tidak mengunakan air yang sengaja dipanaskan. Kenapa demikian? Karena salah satu tujuan dari berwudlu adalah untuk menyegarkan kembali kondisi badan kita, setelah melakukan berbagai macam aktivitas. Dengan berwudlu itu diharapkan, selain bersih dan khusyuk, kondisi badan kita kembali segar. Dan untuk itu, peran air sangatlah besar.

Orang yang banyak melakukan aktivitas, maka suhu badannya akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya metabolisme di dalam tubuhnya, untuk memenuhi energi yang digunakan selama beraktivitas. Proses metabolisme di dalam tubuh kita itu, selain menghasilkan energi, juga menghasilkan panas. Karena itu, orang yang bekerja keras akan merasa ‘panas’ dan berkeringat.

Meningkatnya suhu tubuh biasanya juga diikuti dengan meningkatnya ketegangan saraf, yang jika berlebihan bisa menyebabkan stress. Munculnya stress itu bisa dilihat pada meningkatnya ketegangan permukaan kulit, termasuk yang memancar di roman wajahnya.

Kondisi yang demikian, bisa menyebabkan terganggunya upaya untuk membangun kehusyukan dalam shalat. Secara hati, berbagai beban pikiran yang menyelimuti jiwa kita itu mesti kita ‘letakkan’ dulu. Namun, memang tidak gampang untuk secara cepat melupakan berbagai beban pikiran. Untuk itu, mesti dibantu dari luar. Dalam hal ini, dibantu dengan cara berwudlu.

Dengan berwudlu menggunakan air ‘normal’ (suhu kamar, bukan air hangat), maka ujung-ujung saraf di badan kita distimulasi agar lebih segar. Yaitu, terdapat di wajah termasuk telinga dan mata, kepala, tangan, dan kaki. Apakah usapan air di anggota-anggota badan tersebut bisa menurunkan suhu badan, dan kemudian menyegarkan jiwa kita kembali?

Cobalah amati dari kejadian sehari-hari. Misalnya, orang yang marah. Pernahkah anda mengamati perubahan fisik orang yang sedang marah. Ketika marah, maka seseorang akan mengalami peningkatan emosi yang berpengaruh pada fisiknya. Di antaranya, biasanya mukanya menjadi tegang dan memerah, telinganya panas, nafasnya ngos-ngosan, tangan dan kakinya gemetaran.

Bagaimanakah cara menurunkan kemarahan tersebut? Idealnya, kita bisa mengendalikan emosi kita secara kejiwaan. Tetapi tidaklah mudah untuk menurunkan kemarahan dari dalam jiwa kita sendiri, kecuali bagi mereka yang memiliki jiwa muthmainnah. Jiwa yang ikhlas dan selalu terhubung kepada Allah. Jika tidak, maka ia membutuhkan bantuan dari luar. Secara kejiwaan, maupun secara fisik.

Secara kejiwaan, misalnya dia dinasehati oleh orang yang disegani atau dihormatinya, maka barangkali ia akan bisa menurunkan kemarahannya secara rasional. Sedangkan secara fisik, di antaranya Rasulullah saw mengajarkan kepada kita untuk berwudlu. Selain itu ada cara lain, yaitu dianjurkan untuk duduk atau berbaring.
Ya, ternyata berwudlu bisa menyebabkan turunnya tingkat kemarahan. Kenapa demikian? Karena, pada saat marah kondisi tubuh seseorang akan mengalami peningkatan. Di antaranya adalah suhu badannya. Maka, mukanya merah, telinganya panas, dan jari tangannya gemetaran.

Nah, ternyata dalam berwudlu, anggota badan itulah yang dibasuh dengan air. Wajah yang memerah dibasuh dengan air wudlu. Telinga yang panas didinginkan dengan air wudlu. Mata yang memerah juga didinginkan dengan air wudlu. Bahkan jari-jari tangan yang gemetaran pun diredam dengan air wudlu. (Jangan mengeringkan air wudlu dengan handuk. Biarkan air wudlu mengering sendiri secara alamiah, karena di situlah proses normalisasi sedang berlangsung).

Proses pendinginan suhu tubuh dengan air wudlu itu, menyebabkan suhu badan kita menurun sesuai dengan suhu kamar (suhu lingkungan). Dan hal itu, secara fisik mengurangi tekanan emosi yang berlebihan di saraf-saraf kita. Dengan kata lain, tingkat kemarahannya bakal cenderung mereda.

Kondisi psikis dan fisik kita memang sangat berkait erat dengan suhu badan dan lingkungan. Coba amati orang-orang yang bekerja, atau siswa yang belajar di ruang bersuhu panas. Mereka akan merasa cepat lelah, karena badannya mengeluarkan energi ekstra untuk ‘mengadaptasi’ lingkungan yang panas tersebut.

Sebaliknya, orang-orang yang bekerja atau belajar di lingkungan ber AC, dalam suhu sekitar 24◦C, menurut penelitian daya tahannya akan lebih baik. Mereka tidak cepat lelah dan lebih fresh dalam jangka waktu lama.

Maka dalam konteks ini, berwudlu memiliki fungsi yang sangat bermanfaat untuk membangun daya tahan (endurance) kita belajar atau bekerja. Karena itu, meskipun boleh berwudlu satu kali untuk beberapa kali shalat, namun sebaiknya kita melakukan wudlu untuk setiap kali shalat. Efeknya akan lebih bermanfaat buat kesehatan dan kestabilan kondisi kita.

Efek air wudlu juga bisa dilihat pengaruhnya pada orang-orang yang mengantuk. Bagi orang yang mengantuk, air wudlu bisa mengangkat kembali gairah dan kesegarannya. Hal ini sangat kita rasakan di pagi hari menjelang Subuh atau setelah capai bekerja. Rasa ngantuk bakal segera sirna ketika anggota badan sudah tersiram air wudlu.

Nah, beberapa hal di atas memberikan gambaran kepada kita, bahwa berwudlu memang memiliki manfaat yang besar dalam menyiapkan kondisi badan maupun kejiwaan kita memasuki persiapan shalat. Rasa marah, ngantuk, capek, suntuk, malas, dan tegang serta stress, bisa kita eliminasi dengan mengunakan air wudlu. Tentu manfaat itu akan semakin besar, jika efek air wudlu itu dipadukan dengan keimanan dan keikhlasan hati kita: ‘karena Allah semata’.

3. Menyeimbangkan Kondisi Tubuh

Keseimbangan yang terbaik, kita peroleh saat bangun tidur, pada waktu kondisi badan kita sehat. Berbagai macam penyakit dan kelelahan fisik maupun psikis dalam beraktivitas menyebabkan munculnya ketidakseimbangan di dalam tubuh. Selama tidur itu terjadi recovery terhadap kondisi badan kita.

Jika kita beraktivitas apalagi cukup berat itu akan memunculkan ketidakseimbangan kondisi badan yang cukup signifikan. Metabolisme yang berlebihan akibat berpikir maupun beraktivitas badan, selain memunculkan energi, juga bakal memuncukan peningkatan suhu badan dan zat-zat sampah. Di antaranya asam laktat dan sejumlah radikal bebas dalam tubuh kita. Zat-zat tersebut memicu rasa lelah dan penurunan kualitas sel serta jaringan dalam tubuh.

Maka, kita harus selalu berupaya untuk menyeimbangkan kondisi badan. Jika tidak, kelelahan yang berlebihan bisa menyebabkan turunnya daya tahan tubuh kita dan akan berujung pada kondisi sakit.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyeimbangkan kondisi badan kita. Intinya mengembalikan suhu badan dalam kondisi normal, yang merata dan sesuai di seluruh badan. Juga untuk menghilangkan atau mengeliminasi sejumlah zat-zat sampah di dalam tubuh akibat metabolisme yang berlebihan.

Dalam konteks ini, wudlu bisa berfungsi untuk menyeimbangkan suhu dari berbagai anggota badan. Bukan hanya sekedar menurunkan suhu badan akibat overheated, tetapi juga menyeimbangkan dan meratakan.

Sebagaimana saya katakan di depan bahwa wudlu bisa menurunkan suhu badan akibat kelebihan aktivitas metabolisme dalam tubuh kita. Akan tetapi, membasuh tubuh pada bagian-bagian wudlu ternyata juga berfungsi untuk meratakan suhu.

Coba cermati, bagian yang diusap adalah ujung-ujung anggota badan kita. Yaitu kepala, wajah, tangan dan kaki. Bagian-bagian yang berada pada posisi ujung itu diseimbangkan suhunya lewat basuhan air bertemperatur ‘lingkungan normal’.

Kenapa demikian? Sebab, bagian-bagian itu ternyata bisa mengalami peningkatan suhu yang berbeda-beda sesuai dengan aktivitas kita. Jika anda banyak menggunakan otak untuk berpikir, maka suhu kepala akan meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain.

Demikian pula jika anda lebih banyak beraktivitas tangan, suhu di bagian lengan itu juga akan meningkat lebih tinggi. Sama pula, jika anda banyak beraktivitas dengan kaki. Nah, ketidakseimbangan suhu antara berbagai anggota badan itu akan menimbulkan masalah kesehatan di tubuh kita.

Sebagai contoh. Pada anak kecil yang mengalami sakit, kita bisa merasakan bahwa suhu di bagian kepala begitu panasnya. Sedangkan kaki atau tangannya malah begitu dingin. Ketidakseimbangan suhu ini memicu masalah berikutnya. Meskipun, boleh jadi, itu hanyalah gejala saja. Dan, harus diselesaikan pada akar penyebabnya.

Namun, ketidakseimbangan suhu yang mencolok bisa menyebabkan si anak menjadi step, alias kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Sehingga biasanya, jika terjadi panas yang tinggi dengan ketidakseimbangan suhu seperti itu, kita harus segera menyeimbangkan. Bagian kepala harus ‘dikompres’ alias didinginkan, sedangkan bagian tangan dan kaki harus diselimuti atau digosok pakai minyak gosok untuk menghangatkan.

Maka, dalam konteks ini, berwudlu memiliki fungsi yang kurang lebih sama, yaitu untuk meratakan suhu anggota-anggota tubuh agar kondisi badan menjadi seimbang. Hal ini ternyata didukung oleh berbagai penelitian dalam bidang akupuntur ataupun pengobatan ‘refleksi’.

Ada sebuah sistem pengobatan yang disebut sebagai Zone Therapy, yang mendapatkan kenyataan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara saraf-saraf kepala, tangan dan kaki. Masing-masing bisa dipengaruhi dari tempat yang berseberangan, karena anggota-anggota badan itu bagaikan terhubung dengan ‘kabel-kabel’ saraf yang saling menstimulasi.,

Setiap anggota, badan memiliki pengaruh terhadp anggota badan yang lain. Pengaruh-pengaruh itu terhubung dalam suatu sistem yang kompleks dalam sebuah sistem saraf, sistem transport darah, jaringan otot, sistem energial, hubungan antar sel, dan lain sebagainya yang kini pemahamannya berkembang terus.

Dalam Zone Therapy yang diketemukan oleh Dr William F. Fitzgerald dari Amerika Serikat, diketahui bahwa ada semacam ‘kabel-kabel’ yang menghubungkan berbagai titik di kepala, kaki dan tangan. Setidak-tidaknya ia menemukan ada sepuluh titik yang saling terhubung, sebagaimana anda lihat pada gambar tersebut.

Therapy ini diketemukannya tanpa sengaja. Ketika itu ada pasien bedah yang menjalani operasi, dan berhasil melakukan stimulasi untuk mengurangi rasa sakitnya dengan cara menggesek-gesekkan kakinya ke ujung kaki kursi. Ini membuktikan bahwa stimulasi atau pijatan pada bagian tertentu di kaki bisa menyebabkan berkurangnya rasa sakit pada bagian tertentu. Secara umum, ternyata bagian-bagian tertentu di telapak kaki kita ternyata memiliki hubungan dengan bagian-bagian yang lain secara menyeluruh. Termasuk fungsi otak untuk menghilangkan rasa sakit.

Daerah-daerah yang berfungsi untuk menstimulasi itulah yang disebut sebagai zone. Berbagai zone yang terdapat di telapak kaki itu jika distimulasi secara rutin akan memberikan efek yang positip bagi keseimbangan fungsi tubuh kita. Dan bukan hanya terdapat di telapak kaki, ternyata telapak tangan kita juga memiliki zone yang tersambung ke zone di kepala.

Bagian atas telapak kaki yang berdekatan dengan jari-jari kaki berpengaruh pada bagian kepala. Sedangkan yang lebih ke bawah mendekati wilayah tumit berpengaruh pada wilayah dada, perut dan organ-organ reproduksi.

Artinya, seluruh organ-organ di tubuh kita ternyata direfleksikan di telapak kaki kita. Maka, ini berarti, bahwa rancangan tubuh manusia ini memang didesain untuk orang-orang yang aktif. Orang-orang yang malas dan kurang bergerak akan menemukan problem kesehatan dalam hidupnya. Hidup adalah bergerak. Allah memberikan berbagai kelebihan kepada orang yang aktif. Karena itu sekali lagi shalat kita juga dirancang untuk bergerak, untuk menstimulasi terjadinya keseimbangan dalam kesehatan kita.

Salah satu prinsip dasarnya adalah kelancaran peredaran darah di seluruh tubuh. Jika darah tidak beredar lancar ke suatu bagian tubuh, maka dipastikan daerah tersebut akan mengalami gangguan, karena kekurangan gizi dan oksigen. gangguan itu bisa mulai dari rasa nyeri, kesemutan, sampai pada kerusakan jaringan. Maka, kita harus selalu menjaga kelancaran peredaran darah di seluruh tubuh kita.

Kaki adalah bagian tubuh yang memiliki sangat banyak jaringan saraf yang tersebar di telapak kaki. Maka, orang yang selalu aktif bergerak akan menstimulasi jaringan sarafnya dan biasanya memiliki tubuh yang sehat. Tentu, selama dia bisa menjaga keseimbangan kondisinya.

Seseorang yang aktif dalam hidupnya ternyata memiliki kemampuan atau daya tahan tubuh yang lebih besar terhadap penyakit dibandingkan dengan orang-orang yang pasif. kaki berperanan penting untuk menciptakan imunitas tubuh itu.

Sebenarnya bagi orang yang aktif tidak terlalu sulit untuk menjaga kesehatannya. Masalahnya, banyak orang modern yang kurang gerak disebabkan jenis pekerjaannya yang memang menuntut demikian. Terlalu banyak duduk atau diam di suatu tempat. Untuk itu, dia harus sering menstimulasi telapak kakinya.

Kaki disebut juga sebagai jantung kedua, karena ia berfungsi untuk membantu memompa aliran darah ke seluruh tubuh. Lebih dari 40 persen otot tubuh terdapat di bagian kaki. Gerakan-gerakan pada kaki akan membantu memompa darah untuk mengalir ke seluruh tubuh dengan lebih lancar.

Darah berasal dari jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh lewat pembuluh nadi utama arteri pembuluh arteri cabang arteri pembuluh kapiler urat saraf, dan kemudian kembali ke jantung. Karena sebagian besar otot berada di daerah kaki maka gerakan-gerakan kaki akan memberikan efek seperti ‘memeras’ yang berasal dari ribuan serat otot yang berada di sekitar pembuluh kapiler kaki. Seperti memeras susu sapi layaknya. Mekanisme inilah yang berfungsi untuk pumping agar darah mengalir lebih baik ke seluruh tubuh.

Akibat gaya gravitasi bumi, sebagian besar darah memang cenderung mengumpul di kaki. Ini juga disebabkan karena kaki berfungsi untuk menunjang sebagian besar berat badan kita. Sehingga, jika kita merasa badan kaku-kaku dan pegal-pegal akibat kurang gerak atau duduk dalam posisi tertentu terus-menerus, gerak-gerakkanlah kaki anda, atau lari-lari kecil. Maka, peredaran darah akan lancar kembali. Inilah pula salah satu sebab, kenapa shalatnya orang Islam mesti bergerak. Bukan diam dalam posisi tertentu saja. Gerakan berdiri, membungkuk dan bersujud, ikut membantu melancarkan peredaran darah ke seluruh organ yang vital.

Kembali pada berwudlu untuk menyeimbangkan kondisi badan, usapan air pada kaki, tangan dan kepala akan menstimulasi terjadinya penyeimbangan itu. Seorang kawan yang ahli akupuntur menyarankan, bahwa saat berwudlu jangan hanya menyiramkan air ke anggota badan, melainkan juga mengusap dengan cara menekan bagian-bagian itu. Stimulasinya akan berjalan lebih efektif. Bukan hanya menstimulasi lewat dinginnya air wudlu, melainkan juga lewat usapan yang setengah memijat.

Tidak ada komentar: